Kosmas Lana Komut Bank NTT: Diduga Karna Kepentingan Pj Gubernur NTT dan Frans Gana
✕

NEWS

  • REGIONAL
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • Headline
  • PEMERINTAH
  • BILATERAL
  • IKIF
  • NASIONAL
  • OPINI
  • TNI-POLRI
  • Asten A. Bait
  • SERBA-SERBI
  • MILITER
  • Pilkada 2024
  • PENDIDIKAN
  • Pemdes Kuimasi
  • Desa Kuimasi
  • EKONOMI
  • Ewalde Taek
  • George Hadjoh
  • Gubernur DIY
  • INTERNASIONAL
  • Kapolri
  • Ketum Ikif
  • Mahasiswa KBPM UKAW 2024
  • PPS Desa Oelnasi
  • Paket Siaga
  • Pemprov DIY
  • Pilgub NTT 2024
  • Pleno Terbuka
  • Prabowo Subianto
  • Presiden Jokowi
  • Rusman Saleh
  • SMAN 2 Kupang Tengah
  • SPK
  • TNI AD
  • UMKM
TEMPO NTT

Breaking News

Link Menu Atas

    • News
    • Bisnis
    • Superskor
    • Sport
    • Seleb
    • Lifestyle
    • Travel
    • Otomotif
    • Techno
    • Kesehatan
    • Populer
    • Beli Tribunnexs
    HOME › LIBERAL

    Kosmas Lana Komut Bank NTT: Diduga Karna Kepentingan Pj Gubernur NTT dan Frans Gana

    Sabtu, 23 November 2024, 10:04:00 AM

    Baca Juga :


    JAKARTA, TEMPONTT.COM–
    Keputusan RUPS LB Bank NTT (tanggal 8 Mei 2024) menetapkan Kosmas Lana  sebagai Komisaris Utama (Komut) Bank NTT. Kosmas juga lulus fit and proper test OJK dan disetujui OJK. Namun, Komisi Remunerasi dan Nominasi Bank NTT (18/11) Lelang Jabatan Komut Bank NTT. Hal ini diduga motif balas dendam ‘orang lama’ melalui Pj Gubernur NTT.


    Demikian komentar Ketua Koalisi Masyarakat Pemberantasan Korupsi (KOMPAK) Indonesia, Gabriel Goa melalui sambungan telepon selulernya kepada media ini pada Jumat, 22 November 2024, menanggapi Pengumuman Lelang jabatan Dewan Komisaris dan Dirut Bank NTT oleh KRN bank NTT.


    “Kosmas Lana ditetapkan RUPS sebagai Komut. Dia sudah lulus fit proper test OJK, artinya dia sah Komut Bank NTT. Lalu kenapa KRN Lelang lagi jabatan Komut? Kami dug aini misi balas dendam kekuasaan lama melalui Pj. Gubernur NTT dan Komisaris Independen Bank NTT,” kritik Gabriel Goa.


    Pegiat anti korupsi itu menilai Pengumuman Lelang jabatan Dewan Komisaris Bank NTT, khususnya Komut dengan sendiri menegaskan dugaan publik, bahwa RUPS LB Bank NTT yang dilaksanakan beberapa yang hari lalu (16/11) sarat kepentingan politik Pj Gubernur NTT dan Frans Gana.


    Tujuannya, kata Gabriel, ialah menggeser posisi Kosmas Lana dan Prof. Alo Liliweri dari jabatan Komut dan Komisaris Independen Bank NTT (hasil RUPS LB Bank NTT 8 Mei 2024) pimpinan PSP Ayodhia Kalake.


    Dengan demikian, katanya lagi, sangat masuk akal jikalau RUPS LB Bank NTT 16 November 2024 lalu dilaksanakan di atas dugaan maladministrasi dan dipaksakan, hanya untuk kepentingan seseorang atau segelintir orang.


    “Frans Gana mengeluarkan surat undangan RUPS LB tersebut dalam posisi dirinya sudah bukan lagi Komisaris Independen Bank NTT per 10 Juni 2024. Dan RUPS kali lalu hanya untuk memperpanjang masa jabatannya. Ini juga kesalahan administrasi lainnya, karena seharusnya RUPS menyarankan beliau kembali ikut melamar  di posisi tersebut hari ini, bukan memperpanjang masa jabatannya,” jelasnya. 


    Gabriel lanjut mengkritisi soal persyaratan calon Komut maupun Komisaris Independen dan Dirut Bank NTT yang dibuat oleh KRN. Ia menduga persyaratan tersebut lebih pada mengakomodir kepentingan orang-orang lama bank NTT yang bermasalah, yang punya niat untuk kembali berkuasa di bank NTT. 


    “Syaratnya selain sehat jasmani dan rohani, punya integritas: akhlak dan moral yang baik, seharusnya calon Direktur dan atu Direktur Utama serta Komisaris Utama atau Komisaris seharusya punya rekam jejak kinerja yang baik, yang dibuktikan kinerja keuangan bank NTT yang baik pula,” sebutnya.


    Hal senada disampaikan Pemegang Saham Seri B Bank NTT, Amos Corputy melalui sambungan telepon selulernya kepada media ini (22/11/2024). Ia mengkritisi proses Lelang Jabatan Dewan Komisaris dan Dirut Bank NTT yang terkesan terburu-buru.


    Menurut Amos corputy, seharusnya Pj Gubernur NTT selaku PSP Bank NTT dan Frans Gana selaku Komisaris Independen Bank NTT bijak melihat situasi dan kondisi NTT hari ini, yang tinggal lima (5) hari menjelang Pilkada serentak, sehingga tidak memaksakan proses lelang jabatan tersebut.


    Alasannya, kata Amos, setelah tanggal 27 November 2024 akan datang Gubernur NTT yang baru, dan semua hasil proses pelelangan jabatan Dewan Komisaris dan Dirut Bank NTT akan berubah lagi, sesuai dengan kebijakan Gubernur baru selaku PSP Bank NTT.


    “Seharusnya tunggu Gubernur NTT yang baru, karena itu Pj Gubernur dan pak Frans Gana jangan paksakan kehendak,” tegasnya.


    Amos Corputy juga mempertanyakan alasan tidak dilantiknya Kosmas Lana sebagai Komut Bank NTT, padahal ia diangkat dan ditetapkan sebagai Komut Bank NTT berdasarkan hasil RUPS LB Bank NTT tanggal 8 Mei 2024. Ia juga telah dinyatakan lulus fit and proper test  dari OJK dan dan disetujui OJK RI.


    “Komisaris Utama sudah disetujui OJK kenapa tidak dilantik, tapi pilih baru lagi tanpa alasan. Sertifikasi sudah, test fit and proper dari OJK sudah dan lulus. Kenapa tidak dilantik malah Lelang jabatan baru lagi? Ini tinggal beberapa hari PIlkada dan selesai pasti datang Gubernur baru, pilih baru lagi,” kritiknya.


    Mantan Dirut Bank NTT itu menilai, hal ini akibat Penjabat Gubernur NTT dan Frans Gana tidak menghiraukan kritik dan saran publik, khususnya DPRD NTT terkait RUPS LB (16/11) dan lelang sejumlah jabatan yang terkesan dipaksakan dalam situasi politik NTT yang tinggal beberapa dilaksanakan Pilkada serentak.


    “Pak Pj Gubernur sepertinya tidak dengar baik dari semua pihak. Dia hanya dengar dan ikut saja apa yang Frans Gana omong. Jadinya kacau seperti ini. Silahkan dilakukan, tetapi pasti datang Gubernur baru bubar semua,” ujarnya.


    Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto yang dikonfirmasi wartawan tim media ini via pesan WhatssApp/WA pada Jumat, 22 November 2024 pukul 19:37 WITA terkait komentar KOMPAK Indonesia dan Amos  Corputy tidak menjawab, walau telah melihat dan membaca pesan konfirmasi wartawan.


    Demikian pula Frans Gana yang dikonfirmasi via pesan WA dihari yang sama pada pukul 16:44 WITA dan 16:54 WITA tidak menjawab, walau telah melihat dan membaca pesan konfirmasi tim media ini. Baik Andriko maupun Frans Gana hingga berita ini diturunkan belum menjawab.


    Sebelumnya (13/11), Amos Corputy melalui sambungan telepon selulernya pada Rabu, 13 November 2024 menegaskan, status Frans Gana sebagai Komisaris Independen Bank NTT tidak sah pasca 10 Juni 2024. Dari sebab itu, segala tindakan administrasi Frans Gana atas nama dan sekalu Komisaris Independen Bank NTT terkait persiapan RUPS LB Bank NTT juga tidak sah.


    “Jelas tidak sah status pak Frans sebagai Komisaris Independent, maka segala tindakan yang dibuatnya adalah tidak sah. Kecuali ada Keputusan RUPS yang memperpanjang masa jabatannya. Sampe saat ini tidak pernah ada keputusan RUPS untuk itu,” tegas Amos Corputy.


    Menurut Amos, tindakan yang dilakukan Frans Gana masuk kategori maladministrasi dan berdampak hukum, karena sesuai Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT), ia diangkat RUPS sebagai Komisaris Independen untuk satu masa jabatan tertentu dan itu telah selesai. Dan otomatis dia bukan lagi Komisaris Independen Bank NTT. Kecuali RUPS punya Keputusan lain, bukan Keputusan Penjabat Gubernur NTT.


    Lagi kata Amos Corputy, dalam RUPS LB tanggal 8 Mei 2024 lalu, Frans masih menjabat sebagai Ketua KRN dan ia masih dipertahankan di situ (sebagai Komisaris Independen bank NTT, red) untuk memproses lebih lanjut KRN. Akan tetapi sampai dengan 10 Juni 2024, otomatis jabatannya sebagai Komisaris Independen dan KRN telah selesai.


    Ia memastikan, RUPS LB  Mei 2024 lalu tidak memperpanjang masa jabatan Frans Gana sebagai Komisaris Independen Bank NTT.


    “Yang lain diberhentikan. Hanya dia saja yang dipertahankan untuk memproses calon-calon yang lain itu (Komisaris Utama dan Komisaris Independen terpilih, red). Akan tetapi setelah 10 Juni 2024 semuanya sudah selesai, jabatannya otomasi selesai dan dia tidak boleh buat kegiatan apapun atas nama Komisaris Independen,” jelasnya. ***


    REDAKSI: TIM TEMPONTT.COM

    Tags LIBERAL
    Bagikan ini ke

    Komentar

    Trending +

    • Wakil Gubernur Sumbar menerima rombongan IKASMANSE Padang dan Pimpinan SMAN 9 Padang
      KUPANG-TEMPONTT.COM,- Ketua Umum IKASMANSE Dr (Cand) Indrayadi, M.Si bersama Sekretaris Umum Ardiansyah membawa rombongan Pengurus dan Pimpi...
    • Miris.!!! Pemuda Asal Naitae Fatuleu Barat Dianiaya Hingga Meninggal; Begini Proses Hukumnya
        Babau,Tempontt.com- Polres kupang sedang penanganan tindak pidana pembunuhan yang terjadi pada 11 September 2024 dini hari di Desa Naitae...
    • Sejumlah Warga Desa Oesao melaporkan Kades dan TPK Ke APH, Ini Tanggapan Ketua Umum IKIF
        KUPANG-TEMPONTT.COM ,–  Sejumlah Warga Desa Oesao Kec Kupang Timur Kab Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur yang Nama-namanya tidak mau dis...
    • Komisariat Hukum Ukaw Menolak Rencana Konpercab GMKI Kupang di Semau
        Kupang-TEMPONTT.COM,- Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia(GMKI) Cabang Kupang, komisariat Hukum UKAW Menolak berpartisipasi dalam Konfere...
    • Gaji dan Pesangon Tak Dibayar, Elson Kondo Siap Gugat PT. ISS Unilever
        Kota Kupang - TEMPONTT.COM ,- Nasib piluh harus dialami Elson Kondo (46), Warga Kelurahan Oepura RT 008/RW 003, Kecamatan Maulafa, Kota Ku...
    • Masyarakat Oebola Datangi inspektorat kabupaten Kupang
        Masyarakat Desa Oebola, kecamatan Fatuleu, kabupaten Kupang, datangi inspektorat kabupaten Kupang (6/3/25) Sejumlah warga Desa Oebola kec...
    • PMKP-UMK Gelar Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar dan Pengembangan Minat dan Bakat
        Kupang - TEMPONTT COM ,-Perhimpunan Mahasiswa Kristen Protestan Universitas Muhammadiyah Kupang (PMKP-UMK) Gelar Latihan Kepemimpinan Ting...
    • Presiden Jokowi : Gerindra Beruntung Memiliki Prabowo Subianto
      Jakarta -  Presiden Jokowi mengatakan Gerindra beruntung memiliki Prabowo sebagai Ketua Umumnya. Hal itu dikatakan Presiden Jokowi saat bera...
    • Herry Battileo-Andre Lado : Anggota MOI NTT Harus Terdaftar Secara Resmi dan Bersertifikat
      KOTA KUPANG - TEMPONTT.COM, -Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Media Online Indonesia (MOI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menegaskan bahwa s...
    • Gubernur DIY Panen Raya Lele Budidaya Masyarakat
      Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai masyarakat Banjarharjo, Kalibawang, Kulon Progo, termasuk sejahtera. Keberani...
    + Indeks Berita

    Link Bawah

    • Tentang Kami
    • Redaksi
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Kode Etik
    • Kontak Kami
    • Info Iklan
    Copyright © TEMPO NTT

    TerPopuler